STRATIFIKASI
SOSIAL DAN PROSES PROSES SOSIAL
1.
Pendahuluan
Setiap manusia dihadapan Tuhan adalah sama. Pernyataan
tersebut merupakan hal yang secara universal diakui oleh manusia.Namun
dalammasyarakat, saya, Anda dan orang di sekitar kita, dipandang berbeda karena
status yang dimiliki.Sebagai contoh kita dapat perhatikan keadaan dalam unit
terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga.Pada suatu keluarga inti umumnya
terdapat orang tua dan anak-anak, orang tua tentunya memilikiposisi lebih
tinggi dari anak-anak.Posisi ini di dapatkan karena orang tuamemiliki status sebagai
pembentuk keluarga, pemimpin dalam menjalankan kehidupan keluarga. Perbedaan
posisi individu atau kelompok ini yang akan kita pelajari dalam makalah ini.
Perbedaan tersebut dalam sosiologi kita kenal dengan konsep stratifikasi
sosial.Pembahasan materi stratifikasi sosial dalam makalah ini akan kita mulai
dari pemahaman mengenai konsep stratifikasi sosial. Pembahasan dimensi kita
mulai dari pemahaman mengenai dimensi stratifikasi yang meliputi
prestise,privilege , dan power .Kemudian pembahasan dilanjutkan mengenai
konsep kelas sosial, sebagai suatu konsep yang sangat penting untuk mempelajari
stratifikasi sosial.
2. Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial (Pelapisan Sosial) adalah penggolongan
untuk pembedaan orang-orang dalam suatu sistem sosial tertentu kedalam
lapisan-lapisan hirarkhis menurut dimensi kekuasaan, previlese dan prestise.
Penggolongan
untuk pembedaan artinya: setiap induvidu menggolongkan dirinya sebagai orang
yang termasuk dalam suatu lapisan tertentu (menganggap dirinya lebih rendah
atau lebih tinggi daripada orang lain) untuk digolongkan kedalam lapisan
tertentu
Pelapisansosial merupakan proses menempatkan diri dalam
suatu lapisan (subyektif) untuk penempatan orang kedalam lapisan tertentu
Contoh
Subyektif
a.
Sekelompok
orang karena faktor tertentu (biasanya status) tidak mau disamakan dengan
sekelompok yang lain.
b. Sekelompok orang yang lebih
kayakadang merasa risih bergaul dengan yangmiskin
Contoh
Obyektif
Ø Sekolompok orang merasa minder (
faktor tertentu) apabila bergaul dengan orang kelasnya lebih diatasnya.
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah
perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara
bertingkat (hirarkis).Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social
Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan
ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke
dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan
prestise.
Stratifikasi sosial menurut max weber adalah stratifikasi
sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese
dan prestise.
3. Penentuan Strata
· Kekuasaan
Kesempatan yang ada pada seseorangdidalam melaksanakan
kemauannya dalamsuatu tindakan
· Previlese
Hak istimewa, Hak mendahului, Hak untukmemperoleh perlakuan
khusus.
· Prestise
Kehormatan, yaitu mendapat pelayanan dan pengawalan ekstra
dalam suatu pertemuan.
4.
Dasar Dasar Pembentukan Strata
Sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar
pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
a. Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat
dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial
yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk
lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang
tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah.
Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal,
benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya
dalam berbelanja.
b.
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling
besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam
masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran
kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat
menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan
wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
c.
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan
atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan
atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat
terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati
orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang
yang berprilaku dan berbudi luhur.
d. Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai
ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial
masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat
dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh
seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar
profesional seperti profesor.Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari
kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi
daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan
cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan
membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
5.
Macam-Macam / Jenis-Jenis
Stratifikasi Sosial
1.
Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap
anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial
yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh
stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta
di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa.Tidak mungkin anak
keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat /
bangsawan darah biru.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di
mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata /
tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.
Misalnya
seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan
sebagainya.Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan
serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk
mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai
banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan
bayaran / penghasilan yang tinggi.
6. Pengertian Proses Sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat
apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan
terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola
kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh
timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi
dengan hukum, dan seterusnya.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga
dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia.Interaksi sosial antara kelompok-kelompok
manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya
tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
7. Bentuk Bentuk Proses Sosial
a. Proses sosial yang asosiatif
Proses sosial yang asosiatif adalah proses sosial yang
berjalan positif dan menghasilkan keteraturan dan integrasi sosial.
Bentuk-bentuk proses sosial asosiatif, yaitu kerjasama, akmodasi, asimilasi,
dan alkulturasi sosial. Proses sosial yang asosiatif ini mendorong terbentuknya
pranata, lembaga atau organisasi sosial.
1. Kerjasama sosial
Kerja sama sosial (cooperation) adalah usaha bersama antara dua individu atau dua kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Contohnya, kerjasama dalam mendirikan rumah, organisasi, perusahaan, Negara dan sebagainya.Kerjasama inilah yang mendorong terwujudnya keteraturan dan integrasi social. Dengan kerjasama, kegiatan masyarakat akan mudah dilaksanakan daripada dikerjakan sendiri-sendiri. Kesejahteraan social juga akan mudah dicapai jika diusahakan dengan prinsip kerjasama sosial. Bentuk-bentuk kerjasama sosial, antara lain sebagai berikut :
a.
Kerjasama
sepontan (spontanneus cooperation), yaitu kerjasama secara tiba-tiba tanpa
adanya suatu perintah atau tekanan dari pihak manapun.
b. Kerjasama langsung (directed
cooperation), yaitu kerjasama yang terbentuk karena adanya perintah dari
atasan.
c.
Kerjasama
kontrak (contractual cooperation), yaitu kerjasama atas dasar suatu kontrak
atau perjanjian tertentu
d. Kerjasama tradisional (tradition
cooperation), yaitu kerjasama sosial yang terbentuk karena bersifat tradisi
atau adat kebiasaan. Misalnya, kerjasama dalam bentuk gotong royong, tolong
menolong, atau solidaritas sosial.
Berdasarkan pelaksanaannya, bentuk-bentuk kerjasama social,
antara lain :
a.
Kerukunan,
yaitu kerjasama dalam bentuk tolong-menolong, gotong-royong, dan kekeluargaan.
b. Bargaining, yaitu kerjasama
berdasarkan suatu perjanjian atau kontrak.
c.
Kooptasi,
yaitu kerjasama dalam pelaksanaan politik.
d. Koalisi, yaitu penyatuan kedua
kelompok atau lebih yang memiliki tujuan sama.
e.
Joint
venture, yaitu kerjasama dalam pengumpulan modal usaha atau kerjasama dalam
mengerjakan proyek tertentu.
2. Akomodasi sosial
Akomodasi sosial (accommodation) adalah proses meredakan
suatu pertentangan untuk mencapai keadaan yang stabil. Apabila dua orang atau
dua kelompok saling bersitegang, maka akan terjadi proses akomodasi. Pada saat
akomodasi berlangsung, kedua belah pihak berada dalam keadaan tidak berhubungan
social.Masing-masing pihak mempunyai kesempatan untuk berdamai atau
meningkatkan konflik.Contohnya : suami-istri pisah ranjang, atau putusnya
hubungan persahabatan antara dua remaja.
Bentuk-bentuka akomodasi sosial, antara lain sebagai berikut
:
a) Pemaksaan (coercion), yaitu usaha
meredakan pertentangan dengan paksaan. Pemaksaan ini biasanya dilakukan oleh
pihak yang kuat (mayoritas) terhadap pihak yang lemah (minoritas).
b) Kompromi (compromise), yaitu
pengurangan tuntutan dari kedua pihak untuk mencapai suatu penyelesaian.
Kompromi dapat tercapai karena kedua pihak tidak mau melanjutkan pertikaiannya.
c) Arbitrasi (arbritation), yaitu
penyelesaian pertentangan atau konflik oleh pihak ketiga yang dipilih oleh
kedua pihak yang bertikai.
d) Mediasi (mediation), yaitu
penggunaan pihak ketiga sebagai mediator yang tidak memihak dalam menyelesaikan
suatu pertikaian. Pihak ketiga sebagai penasehat atau mediasi tidak turut
mengambil keputusan.
e) Konsiliasi (conciliation), yaitu
usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih untuk
mencapai penyelesaian masalah.
f)
Toleransi
(tolerance), yaitu menghadirkan diri dari perselisihan atau bersikap saling
menghargai untuk meredakan pertengkaran
g) Stalemate, yaitu usaha kedua pihak
untuk menghentikan sendiri pertikaian, karena masing-masing memiliki kekuatan
yang seimbang.
h) Ajudikasi (adjudication), yaitu
upaya penyelesaian perkara melalui pengadilan.
i)
Segresi
(segretion), yaitu upaya penyelesaian sengketa dengan cara masing-masing pihak
saling menghidari konflik agar tidak berkelanjutan.
j)
Eliminasi
(elimination), yaitu upaya penyelesaian sengketa dengan cara salah satu pihak
bersedia mengalah, meminta maaf atau mengundurkan diridaripersidangan.
k) Keputusan mayoritas (majority
deciation), yaitu suatu keputusan yang diambil dengan suara terbanyak
l)
Gencatan
senjata (cease fire), yaitu upaya penagguhan permusuhan untuk jangka waktu
tertentu dalam mencapai penyelesaian melalui perundingan.
3. Asimilasi sosial
Asimilasi (assimilation) adalah proses penyatuan dua pihak
atau dua kelompok yang berbeda kebudayaan dan menghasilkan kelompok yang baru.
Contohnya, terbentuknya kelompok masyarakat indo pada zaman colonial
hindia-belanda. Contoh lain, terbentuknya agama hindu di india yang merupakan
hasil perpaduan antara kepercayaan suku bangsa dravida (penduduk asli) dengan
suku bangsa arya (penduduk pendatang).
4. Akulturasi Sosial
Alkulturasi (acculturation) adalah peleburan dua unsur
kebudayaan yang berbeda tanpa menghilangkan cirri khas kebudayaan
masing-masing.Sebagai contoh, bersatunya kebudayaan asli Indonesia dengan
kebudayaan hindu-budha, yang tampak dari bentuk bangunan candi, arca, prasasti,
cerita wayang golek dan sebagainya.
b. Proses Sosial yang disosiatif
Proses sosial yang disosiatif (processes of dissociation)
adalah proses sosial yang mengarahkan pada perpecahan dan merengangkan rasa
solidaritas kelompok. Bentuk-bentuk proses sosial dissosiatif, yaitu kompetisi,
konflik, dan kontraversi sosial. Proses sosial yang disosiatif dapat mendorong
terjadinya konflik sosial dan disitegrasi sosial.
1. Persaingan ( Competition )
Persaingan atau kompetisi adalah proses sosial yang ditandai
oleh persaingan untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya, persaingan untuk
mencapai pekerjaan atau jabatan tertentu, atau persaingan siswa di sekolah
untuk mencapai peringkat pertama di kelas.Wujud atau bentuk persaingan
meliputi:
a) Persaingan Ekonomi
Contoh
: persaingan yang terjadi antar pedagang di Pasar Sega Mas Persaingan antara
Telkomsel, Axis, XL dan IM3 dalam menggaet konsumen dan sebagainya.
b) Persaingan Budaya
Contoh : Malaysia mengklaim tari Pendet, Reog Ponorogo, Lagu
Gelang si gelang dan batik sebagai hasil karya seni bangsanya, Persaingan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Kereta Api antara China Jepang dan
Jerman dan sebagainya
c) Persaingan Politik
Contoh: Persaingan antar calon Bupati dalam PILKADA
Persaingan
antar Partai dalam perolehan suara dan sebagainya.
d) Persaingan Ras
Contoh : Persaingan antar etnis tionghoa dan suku Jawa
Persaingan
antara suku Batak dengan suku Sunda/Madura.Dan sebagainya.
2.
Konflik sosial
Konflik sosial (social conflict) adalah proses sosial yang
diwarnai oleh terjadinya pertentangan karena perbedaan pandangan dan
kepentingan. Misdalnya : konflik sosial antara penduduk asli dengan penduduk
pendatang., konflik antara buruh dengan majikan, dan konflik antara atasan dan
bawahan.
Jenis-jenis sosial antara lain sebagai berikut :
Jenis-jenis sosial antara lain sebagai berikut :
a) Konflik sosial antar individu
Konflik sosial antar individu adalah pertentangan yang terjadi antar perorangan. Misalnya: perselisihan antara adik dan kakak, suami dengan istrinya, dan pertengkaran antara dua orang teman sekolah.
b) Konflik sosial antar kelompok
Konflik sosial antar kelompok adalah pertentangan yang terjadi antara kelompok dengan kelompok.Misalnya : pertentangan antara dua kelompok siswa yang berbeda sekolah, pertentangan antara dua kelompok pemuda yang beda kampung, dan pertentangan antara dua kelompok pendukung klub sepakbola.
c)
Konflik
sosial antar ras
Konflik sosial antar ras adalah pertentangan yang terjadi antara dua ras yang berbeda.Misalnya : pertentangan antara ras kulit putih dengan kulit hitam di Amerika Serikat dan Afrika Selatan akibat penerapan politik rasial atau aparthied.
d) Konflik status sosial
Konflik status sosial adalah pertentangan yang terjadi karena perbedaan kedudukan sosial.Misalnya : pertentangan anara buruh dan majikan, pertentangan antara atasan dengan bawahan, pertentangan antara kelas atas dan bawah.
e) Konflik antar budaya
Konflik antar budaya adalah pertentangan yang terjadi akibat perbedaan kebudayaan.Misalnya, pertentangan antara nilai-nilai budaya barat dengan nilkai-nilai budaya Timur.
3. Kontravensi sosial
Kontravensi sosial adalah proses sosial yang ditandai
oleh adanya sikap dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, tetapi tidak
menimbulkan konflik sosial.
Bentuk-bentuk kontraversi sosial :
Bentuk-bentuk kontraversi sosial :
a.
Kontraversi
umum, seperti menghasut, menghalang-halangi, memprotes dan sebagainya
b. Kontraversi sederhana, seperti
memaki-maki di telepon, mencerca atau memfitnah
c.
Kontraversi
intensif, seperti menyebar desas-desus atau mengecewakan orang lain.
d. Kontraversi rahasia, seperti
membocorkan rahasia orang lain, berkhianat atau ingkar janji
e.
Kontraversi
taktis, seperti mengganggu atau menghalang-halangi pihak lain atau kelompok
lain termasuk melakukan intimidasi dan provokasi.
No comments:
Post a Comment